Jakarta, KompasOtomotif – Semakin hari, tren penggunaan sepeda motor bergaya supermoto melonjak tinggi. Pemilik dan komunitasnya di Indonesia mencapai ribuan, dan diyakini terus berkembang. Inilah salah satu dari ”cabang” aliran dari sepeda motor trail yang punya keistimewaan, yakni legal dipakai di jalanan.
Trail Modifikasi Untuk Pemakain HARIAN - a |
Di Eropa, model ini dikenal dengan motard atau supermotard. Sementara di Jepang disebut Moto1. Balapan menggunakan sepeda motor trail model ini sangat populer, menggunakan ban dual purpose yang memungkinkan kompetisi dilangsungkan di atas aspal juga jalanan off-road.
Supermoto adalah bagian dari model trail yang terdiri dari Enduro, MX, Trial, dan Supermoto itu sendiri. Enduro biasa dipakai untuk petualangan murni off-road. Sementara MX digunakan untuk balapan motocross dengan mesin special engine.
Lalu ada model Trail, yang lebih ramping dan bisa dibilang ”cungkring”, biasa digunakan untuk menaklukkan rintangan berbatu dan berbukit. Sedangkan yang terakhir adalah Supermoto, digunakan sebagai tunggangan jalanan.
Trail Modifikasi Untuk Pemakain HARIAN - b |
Persebaran
Di Indonesia, Supermoto mulai booming pada kisaran tahun 2005. Menurut Lerry Rahmat Rizky, pemilik bengkel supermoto CAOS Custombike di Jl Pancoran Barat 8 No 6c Jakarta, saat itu supermoto dikenalkan komunitas Hyosung.
”Kira-kira ada 10 orang yang main modifikasi supermoto, termasuk saya. Indonesia masih kental dengan trail adventur atau enduro, dengan dua merek, yakni Bosowa RX dan Suzuki TS 125. Sekarang, supermoto di Indonesia semakin jadi tren,” ucap Lerry, (6/1/2015).
Semakin booming saat Kawasaki mulai meluncurkan tipe trail KLX150 pada 2009. Dari sini, menurut Lerry, modifikasi dari KLX standar ke supermoto semakin banyak peminat. Hingga akhirnya, PT Kawasaki Motor Indonesia menelurkan D-Tracker yang merupakan model supermoto.
Penulis : Donny Apriliananda
Editor : Agung Kurniawan
SUMBER
Tidak ada komentar:
Posting Komentar